How wireless saved wireline

please check this website and this web

Membaca rubrik yang penuh isi, kita diharuskan membacanya secara jeli
dan melihat latar belakang jaringan apa saja yang sudah tergelar
sebelumnya. Jadi tak bisa terus diterapkan saja ke jaringan kita.
Namun sangat menarik untuk mengikuti kecenderungan (trend) yang akan
kita lewati juga apabila kita sudah mencapai taraf itu, atau atau
membuat suatu loncatan teknologi - dengan syarat tidak meninggalkan
lubang di bidang yang kita lompati, dan terlebih jangan lupa agar tidak
menambah kesenjangan digital (digital divide) yang sering dilupakan
negara2 berkembang, yang sok mau se-level dalam teknologi dengan negara
maju. Lupakan saja itu, deh! Tetapi jangan loncat2 diluar kemampuan kita.

Dan kiranya anda setuju semua bahwa teori rantai masih berlaku kapan
saja dan dimana saja, bukan?! Apa itu, yaitu, kekuatan suatu rantai
ditentukan oleh mata-rantai terlemah. Jadi kembali lagi, kita tak boleh
meremehkan jangkauan ke Desa sebagai sumber pangan dan kekuatan ekonomi
dan kehidupan Bangsa.
Ha, ha, ha, saya akhirnya menyoroti kembali teknologi 4G, bukan? WiMAX,
bukan?
Sudahlah, 4-5 tahun ini kita berhenti, sampai 16d saja, titik!

Nah, untuk pelipur dalam rubrik di atas disajikan suatu yang konkrit
menghasilkan bagi operator. Memang judulnya mengecohkan, "bagaimana
nir-kabel menyelamatkan kabel".

Kalau anda tidak mau susah-susah menelaahnya, karena tak semua orang
bisa menerobos latar belakang suatu teknologi dan cerita kalau tidak
melihat tingkat perkembangan teknologi dan industrinya, kebutuhan
masyarakatnya dll.
Intinya adalah 3 G agar dikembangkan sedemikian sehingga menjangkau
layanan yang lebih luas, yaitu agar rumah-rumah membeli Sel FEMTO
(Femtocell) melalui operator Telekom yang menguasai jaringan lokal tetap
(pita lebar). Hebat, bukan? Yang hebat itu kerjasamanya, dimana operator
telepon bergerak menggunakan operator jaringan lokal berinvestasi dalam
teknologi canggih Sel Femto! Jadi tidak membangun sendiri, lho! Luar
biasa, kerjasama tingkat tinggi ini.
Nah, ini yang harus ditiru operator2 kita dan tidak hanya saling
bersaing yang mematikan secara konyol dan investasi ganda yang membuat
mahal.

Dan satu hal lagi yang benar sejak awal perdebatan, bahwa WiMAX tetap
menjadi kecenderungan untuk menjangkau pelanggan yang tak ekonomis
dijangkau oleh FTTN (Fiber to the node) atau FTTH (Fiber to the home).
Dan yang perlu dicermati bahwa kabel tembaga akan terus digunakan
bersama SO (FTTN), entah sampai kapan, karena FTTH masih terlalu mahal.
Ini benua Amerika yang besar dan luas wilayahnya, lho. Jangan bercermin
ke negara2 kecil seperti Swiss, Singapore, atau negara2 Eropa kecil lain.

Dan kalau WiMAX 4G (mobile) belum lenyap dari perdebatan di milis ini,
maka rubrik di bawah ini akan mencengangkan perkembangannya. Oleh karena
yang dibicarakan hanya CDMA-LTE!

Verizon to reveal LTE vendors next week
<http://ct.pbinews.com/rd/cts?d=94-3559-790-872-47193-676947-0-0-0-1-1-365>

http://telephonyonline.com/wireless/news/verizon-lte-vendors-0211/index.html

Semua industri perangkat baik di AS dan Jepang berbicara bagaimana
menggunakan LTE, baik untuk sambungan tetap maupun bergerak. Namun
karena investasi 4G mahal, maka caranya adalah secara bertahap melalui
yang disebut Super 3G, dimana 3G tidak ditinggalkan. (bila pakai IEEE
802-16e, maka GSM-UMTS harus ditinggalkan).
Menarik, bukan?

Jadi saya angkat jempol untuk konsistensi DEPKOMINFO dalam memutuskan
standar 16d, karena itulah yang dibutuhkan Indonesia untuk sambungan
pita lebar tetap (paling-paling pindah2 atau nomadik). Biar lambat, asal
selamat, disini memang sudah tepat.

Namun, namun, kita tak boleh ongkang2, pemerintah, industri perangkat
dan operator harus segera terjun untuk memanfaatkannya. Mau apa lagi,
chip set sudah dikembangkan para ahli ketiga Universitas ternama
Indonesia, dan tinggal ditetapkan produksi yang disesuaikan dengan
kebutuhan yang tentunya akan melejit, segera setelah terlihat hasilnya
di lapangan. Dan, dan, harganya ditetapkan untuk skala ekonomi sehingga
menjadi murah bersaing. Di sinilah peran mulai para operator, karena di
tangan merekalah nasib perkembangan industri manufaktur kita. Kiranya
pemerintah sebagai regulator tak boleh berhenti mengamati dan mendukung
dan memberi fasilitasi perkembangan yang telah dilahirkannya dengan
sangat hati-hati.

Secara garis besar, masa depan jaringan Indonesia adalah RING PALAPA,
NGN, SEL FEMTO dan LTE/WiMAX. Ini tak boleh ada yang meleset karena
saling mendukung.
Ha, ha, ha, industri UKM dalam negeri Indonesia sudah bisa membuat
bagian perangkat yang nilai tambah lokalnya tinggi, yaitu piranti lunak
Suits NGN, Sel FEMTO dan WiMAX (ini berarti konten lokal akan di atas
80%). Dan sebagian (kapasitasnya masih terbatas) kabel laut serat optik
bisa dihasilkan oleh industri dalam negeri di Cilegon.

0 Response to "How wireless saved wireline"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel