Pemerintah Perlu Jeli dalam Mempertahankan Budaya
Masyarakat Indonesia yang mempunyai latar belakang budaya berbeda-beda merupakan anugrah dari Tuhan YME. Seyogianya masalah itu dilestarikan sebagai identitas masing-masing warga negara tanpa mengabaikan semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Tetapi hal itu tidak akan terwujud manakala pemerintah tidak mengambil sikap tegas untuk turut serta mempertahankan kebudayaan Indonesia yang sudah mulai luntur.
Pemerintah hendaknya lebih jeli dalam memantau berbagai acara di setiap stasiun televisi. Karena disadari atau tidak, televisi dapat mempengaruhi berbagai kehidupan sosial masyarakat. Beberapa canel televisi sering menayangkan acara yang justru mengaburkan jatidiri masyarakat Indonesia seperti tayangan film kartun produksi nasional. Ironisnya, kebanyakan penonton film itu anak-anak. Bagaimana akan mempertahankan budaya Indonesia di masa mendatang, sedangkan budaya negara lain sudah tertanam lebih awal dalam kepribadian anak Indonesia.
Tayangan televisi yang kurang mendidik adalah acara hiburan yang bersumber dari Barat dan sudah barang tentu dampak negatifnya lebih besar daripada dampak positifnya. Impor film dari Barat itulah yang memperlihatkan betapa lemahnya kreativitas perfilman Indonesia dalam rangka mempertahankan kebudayaan asli. Mayoritas kepribadian bangsa Indonesia lebih bersitat metancholy karena identik dengan berbagai musibah yang sering mengguncang negeri ini. Akan tampak lucu jika media memaksakan diri mengadopsi budaya Barat agar di anggap lebih fun. Jelas ini bertentangan dengan jati diri masyarakat Indonesia yang adhem, ayem lan tentrem.
Entertainment dalam negeri pun turut menambah ruwet masalah budaya. Terpilihnya Putri Indonesia 2009, misalnya. Acara yang kebanyakan isinya berkiblat ke Barat dan mempersamakan diri dengan Miss Universe itu pun membuahkan kontroversi. Salah satunya wakil dari Nanggroe Aceh Darussalam yang menjadi pemenang tidak mengenakan jilbab.
Jika dari awal pemerintah tidak memantau prosesi penyelenggaraan Putri Indonesia dan menindak tegas para pelanggar, pemenang Putri Indonesia 2009 tetap mengenal identitas kebudayaannya. Meskipun sampai ke tingkat internasional. Dengan tindakan itu diharapkan jilbab bukan hanya simbol kebudayaan, melainkan juga sebagai kesadaran beragama.
Sumber: Suaramerdeka
Pemerintah hendaknya lebih jeli dalam memantau berbagai acara di setiap stasiun televisi. Karena disadari atau tidak, televisi dapat mempengaruhi berbagai kehidupan sosial masyarakat. Beberapa canel televisi sering menayangkan acara yang justru mengaburkan jatidiri masyarakat Indonesia seperti tayangan film kartun produksi nasional. Ironisnya, kebanyakan penonton film itu anak-anak. Bagaimana akan mempertahankan budaya Indonesia di masa mendatang, sedangkan budaya negara lain sudah tertanam lebih awal dalam kepribadian anak Indonesia.
Tayangan televisi yang kurang mendidik adalah acara hiburan yang bersumber dari Barat dan sudah barang tentu dampak negatifnya lebih besar daripada dampak positifnya. Impor film dari Barat itulah yang memperlihatkan betapa lemahnya kreativitas perfilman Indonesia dalam rangka mempertahankan kebudayaan asli. Mayoritas kepribadian bangsa Indonesia lebih bersitat metancholy karena identik dengan berbagai musibah yang sering mengguncang negeri ini. Akan tampak lucu jika media memaksakan diri mengadopsi budaya Barat agar di anggap lebih fun. Jelas ini bertentangan dengan jati diri masyarakat Indonesia yang adhem, ayem lan tentrem.
Entertainment dalam negeri pun turut menambah ruwet masalah budaya. Terpilihnya Putri Indonesia 2009, misalnya. Acara yang kebanyakan isinya berkiblat ke Barat dan mempersamakan diri dengan Miss Universe itu pun membuahkan kontroversi. Salah satunya wakil dari Nanggroe Aceh Darussalam yang menjadi pemenang tidak mengenakan jilbab.
Jika dari awal pemerintah tidak memantau prosesi penyelenggaraan Putri Indonesia dan menindak tegas para pelanggar, pemenang Putri Indonesia 2009 tetap mengenal identitas kebudayaannya. Meskipun sampai ke tingkat internasional. Dengan tindakan itu diharapkan jilbab bukan hanya simbol kebudayaan, melainkan juga sebagai kesadaran beragama.
Sumber: Suaramerdeka
0 Response to "Pemerintah Perlu Jeli dalam Mempertahankan Budaya"
Post a Comment